Menghargai Pelanggan: Pelajaran Berharga dari Halaman Buku yang Hilang

Abang Edwin SA
3 min readSep 20, 2024
Buku karya Reda Gaudiamo

Saya sering mendengar bahwa salah satu faktor yang membuat sebuah bisnis sukses adalah bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang berbisnis dengan kita. Sebelumnya, saya tidak terlalu memedulikan hal ini karena belum mengalaminya langsung. Namun, hari ini, saya merasakannya sendiri ketika membeli sebuah buku yang bermasalah, dan sikap penjualnya tetap membuat saya menghargai mereka.

Bagi Anda yang mengikuti tulisan saya, Anda mungkin sudah tahu tentang ketertarikan saya terhadap dunia tulis-menulis, meskipun saya tidak memiliki latar belakang jurnalisme. Saya melatih diri secara otodidak. Semangat belajar secara otodidak ini membuat saya seperti spons yang menyerap air, selalu haus akan ilmu dan kemampuan dalam menulis.

Beberapa bulan yang lalu, saya membeli buku Creative Writing karya A.S. Laksana. Lalu, kemarin, setelah berbincang melalui WA dengan penulisnya, saya membeli buku 286 Ide Untuk Ceritamu karya Reda Gaudiamo melalui toko buku online Patjar Merah di Tokopedia. Saya sangat antusias menantikan bukunya, namun kekecewaan muncul ketika mendapati bahwa beberapa halaman hilang, mungkin akibat masalah percetakan.

Halaman yang hilang

Sehari sebelum membeli buku tersebut secara online, saya mengunjungi toko fisik Patjar Merah di kawasan PosBloc, Pasar Baru, dengan harapan bisa melihat-lihat buku lainnya. Sayangnya, toko tersebut tutup karena sedang renovasi. Tak sabar menunggu, saya memutuskan untuk memesan langsung melalui Tokopedia.

Setelah menemukan bahwa beberapa halaman hilang, saya segera menghubungi admin Patjar Merah di Tokopedia. Respon mereka sangat cepat; tanpa berlama-lama, mereka meminta alamat saya dan segera mengirimkan buku pengganti malam itu juga.

Respon cepat dari Patjar Merah

Saya sangat salut dengan cara mereka menangani situasi yang berpotensi menjadi krisis pelanggan. Dengan sikap sopan, ramah, dan cepat tanggap, mereka berhasil meredakan kekecewaan saya yang mulai tumbuh. Mungkin terkesan berlebihan, tetapi saya benar-benar terkesan dengan pelayanan yang mereka berikan.

Pengalaman ini mengingatkan saya pada beberapa filosofi yang sudah dikenal luas, seperti Kaizen dan Pragmatisme, yang sama-sama menekankan pentingnya penyelesaian masalah secara cepat sebelum melakukan analisis lebih mendalam.

  1. Kaizen adalah filosofi dari Jepang yang menekankan perbaikan kecil yang berkelanjutan. Filosofi ini menuntut kita untuk menyelesaikan masalah yang ada di depan mata terlebih dahulu, kemudian menganalisis untuk mencegah masalah tersebut terjadi lagi di masa depan.
  2. Pragmatisme, sebuah aliran filsafat yang berfokus pada tindakan praktis, mengajarkan bahwa solusi praktis harus didahulukan. Tokoh pragmatisme seperti William James dan John Dewey berpendapat bahwa tindakan nyata perlu dilakukan sebelum menyelidiki penyebab lebih dalam.

Pendekatan ini sangat cocok dengan apa yang dilakukan oleh Patjar Merah: menyelesaikan masalah pelanggan secara langsung sebelum menganalisis penyebabnya dan mencari solusi pencegahan di masa depan.

Sekali lagi, terima kasih kepada Toko Buku Patjar Merah. Semoga pengalaman ini bisa menjadi contoh bagi toko-toko lain dalam menangani pelanggan dengan baik.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan tinggalkan komentar, berlangganan feed saya, bagikan dengan teman dan kolega Anda, atau cukup beri tepuk tangan pada artikel ini atau belikan saya kopi. Dukungan Andalah yang membuat saya termotivasi untuk membuat lebih banyak konten yang saya harap bisa berguna bagi kita semua. Bersama-sama, kita dapat terus belajar dan menemukan hal-hal baru. Terima kasih telah mengapresiasi tulisan saya!

--

--

Abang Edwin SA

Konsultan Digital, Penulis, Podcaster, Vlogger yang sekarang berkutat di dunia pendidikan sebagai dosen di Universitas Podomoro