Freelancer: Ketika Kebebasan Harus Diimbangi dengan Perencanaan Matang

Abang Edwin SA
4 min readSep 23, 2024
Photo by Keenan Beasley on Unsplash

Sebagai seseorang yang pernah menjalani hidup sebagai freelancer, saya sering mendengar anggapan bahwa menjadi freelancer adalah pekerjaan yang menyenangkan. Banyak orang mengira bahwa kebebasan dalam mengatur waktu dan tempat kerja adalah sebuah kemewahan yang tidak bisa didapatkan dalam pekerjaan konvensional. Saya tidak menyangkal bahwa fleksibilitas itu memang nyata. Namun, ada sisi lain dari pekerjaan ini yang sering tidak disadari orang, dan mungkin inilah yang membuat banyak freelancer mengalami stres dan tekanan dalam kesehariannya.

Saat memulai karier sebagai freelancer, saya merasakan kebebasan yang selama ini saya dambakan. Tidak ada aturan kantor, tidak ada absen pagi, dan tidak ada meeting yang monoton. Tapi, di balik kebebasan tersebut, saya mulai menyadari bahwa pekerjaan ini tidaklah seideal yang terlihat dari luar. Ketidakpastian menjadi hal yang harus dihadapi sehari-hari, terutama dalam hal pendapatan. Tidak seperti karyawan tetap yang mendapatkan gaji bulanan, seorang freelancer sangat bergantung pada proyek-proyek yang datang. Dalam satu bulan, mungkin ada banyak proyek yang masuk, tapi bulan berikutnya, bisa saja hanya ada satu atau bahkan tidak ada proyek sama sekali. Ketidakpastian ini menciptakan tekanan tersendiri, yang membuat saya harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan stabilitas.

Tantangan Pendapatan yang Tidak Stabil

Saya masih ingat sebuah periode ketika proyek-proyek seakan datang bertubi-tubi. Saya sibuk bekerja dari pagi hingga malam, tanpa batasan waktu yang jelas. Waktu kerja fleksibel yang awalnya saya impikan, justru berubah menjadi jebakan, karena saya bekerja tanpa henti. Namun, ketika bulan berikutnya tiba, aliran proyek tiba-tiba terhenti. Tidak ada pekerjaan masuk, dan saya mulai merasakan tekanan finansial.

Kasus seperti ini bukan hanya dialami oleh saya. Banyak freelancer menghadapi siklus yang sama. Ada bulan-bulan di mana pendapatan cukup besar, tapi di sisi lain, ada juga bulan-bulan sepi yang membuat penghasilan menjadi sangat minim. Ini tentu berbeda dengan mereka yang bekerja dengan penghasilan tetap. Ketiadaan pendapatan tetap membuat seorang freelancer harus cermat mengatur keuangan agar dapat bertahan di masa sulit. Bahkan, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Freelancers Union, 63% freelancer di Amerika Serikat mengatakan bahwa ketidakpastian pendapatan adalah tantangan terbesar yang mereka hadapi.

Sulitnya Mendapatkan Jaminan Kesehatan dan Hari Tua

Selain pendapatan yang tidak stabil, tantangan lain yang cukup besar adalah soal jaminan kesehatan dan hari tua. Saat bekerja sebagai freelancer, saya tidak mendapatkan akses otomatis ke jaminan kesehatan atau asuransi pensiun yang biasanya disediakan oleh perusahaan bagi karyawannya. Saya harus mencari sendiri asuransi kesehatan, dan itu tidak murah, apalagi ketika penghasilan tidak menentu.

Banyak freelancer menghadapi kesulitan serupa. Tidak adanya kontrak formal dengan perusahaan membuat mereka tidak mendapatkan tunjangan seperti BPJS Kesehatan atau jaminan hari tua. Ini berbeda dengan mereka yang bekerja di bawah kontrak tetap, di mana asuransi kesehatan dan pensiun sudah menjadi bagian dari paket remunerasi. Sebagai freelancer, kita harus mandiri dalam mengelola aspek ini, yang tentu membutuhkan perencanaan keuangan yang lebih baik.

Ada seorang teman sesama freelancer yang pernah bercerita tentang pengalamannya. Dia bekerja sebagai desainer grafis dan menikmati kebebasan dalam pekerjaannya. Namun, suatu saat dia jatuh sakit, dan karena tidak memiliki asuransi kesehatan, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sangat besar. Penghasilan yang dia kumpulkan selama beberapa bulan sebelumnya habis untuk menutupi biaya rumah sakit. Situasi seperti ini menggambarkan betapa rentannya freelancer ketika mereka tidak memiliki jaminan kesehatan yang memadai.

Di sisi lain, urusan pensiun juga sering terabaikan. Ketika masih muda, kita mungkin merasa bahwa pensiun masih jauh, sehingga banyak freelancer yang tidak memikirkan bagaimana cara mempersiapkan hari tua mereka. Namun, seiring waktu, kita akan menyadari bahwa perencanaan pensiun menjadi sangat penting. Banyak freelancer yang tidak memiliki tabungan pensiun, dan pada akhirnya menghadapi kesulitan finansial ketika mereka sudah tidak mampu lagi bekerja.

Bagaimana Mengatasi Tantangan Ini?

Mengatasi tantangan sebagai freelancer membutuhkan disiplin dan perencanaan yang matang. Pertama, sangat penting untuk menciptakan dana darurat. Dana darurat ini akan membantu kita bertahan di masa-masa ketika proyek tidak datang, dan memungkinkan kita untuk tetap bisa membayar kebutuhan dasar. Idealnya, dana darurat ini setidaknya harus mencukupi untuk menutupi biaya hidup selama tiga hingga enam bulan.

Kedua, kita harus mulai memikirkan asuransi kesehatan dan pensiun sejak awal. Meskipun biayanya cukup besar, memiliki asuransi kesehatan adalah investasi yang penting untuk menghindari risiko finansial yang lebih besar di kemudian hari. Begitu pula dengan perencanaan pensiun. Sebagai freelancer, kita bisa menggunakan layanan pensiun mandiri atau berinvestasi dalam produk keuangan yang dirancang untuk mempersiapkan masa pensiun.

Ada beberapa platform dan aplikasi di Indonesia yang mulai menyediakan asuransi kesehatan khusus untuk freelancer, seperti PasarPolis dan Bima+, yang menawarkan paket asuransi yang bisa disesuaikan dengan pendapatan dan kebutuhan freelancer. Langkah ini tentu dapat membantu freelancer untuk setidaknya memiliki jaminan dasar bagi kesehatan mereka.

Menemukan Keseimbangan

Menjadi freelancer memang memberikan kebebasan, tapi kebebasan itu sering kali datang dengan harga yang tidak ringan. Bukan hanya soal mengatur waktu kerja atau menemukan proyek yang sesuai, tetapi juga tentang bagaimana menjaga stabilitas keuangan dan memastikan adanya jaminan untuk masa depan. Pengalaman saya sebagai freelancer mengajarkan bahwa untuk bisa bertahan dalam pekerjaan ini, kita perlu bekerja lebih keras, lebih disiplin, dan lebih cermat dalam merencanakan keuangan.

Kebebasan memang terasa menyenangkan, namun jika kita tidak berhati-hati, kebebasan itu bisa menjadi tekanan yang terus-menerus. Sebagai freelancer, kunci keberhasilan bukan hanya pada bagaimana kita mendapatkan proyek, tetapi juga bagaimana kita merencanakan masa depan dan mengelola risiko-risiko yang ada di sepanjang jalan.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan tinggalkan komentar, berlangganan feed saya, bagikan dengan teman dan kolega Anda, atau cukup beri tepuk tangan pada artikel ini atau belikan saya kopi. Dukungan Andalah yang membuat saya termotivasi untuk membuat lebih banyak konten yang saya harap bisa berguna bagi kita semua. Bersama-sama, kita dapat terus belajar dan menemukan hal-hal baru. Terima kasih telah mengapresiasi tulisan saya!

--

--

Abang Edwin SA

Konsultan Digital, Penulis, Podcaster, Vlogger yang sekarang berkutat di dunia pendidikan sebagai dosen di Universitas Podomoro